Pages

Jumat, 30 Agustus 2013

HAKIKAT GEOGRAFI

0 komentar Diposting oleh Ali at 06.26

A. Ruang Lingkup Geografi
1. Pengertian dan Batasan Geografi
Menurut seorang ilmuwan kuno yang bernama “Eratosthenes” Geografi berasal dari bahasa Yunani “Geographia” yang terdiri dari dua kata, yaitu geo, yang berarti bumi dan graphien, artinya mencitra. Dari asal usul kata ini dapatlah dikatakan bahwa Geografi berarti ilmu pengetahuan yang mencitrakan atau menggambarkan keadaan bumi.
Pengertian tersebut masih bersifat umum dan belum memberikan gambaran yang tepat tentang arah dan tekanan dalam kajian geografi. Memang suatu definisi selalu bersifat “membatasi”. Defisnisi yang satu berbeda dari yang lain. Perbedaan itu disebabkan oleh waktu, sudut pandang dan sisi penekanan.

Beberapa batasan geografi :
a. Menurut “Ullman” (1954)
Dalam bukunya yang berjudul “Geography, A Spatial Interaction” Geografi adalah interaksi antar –ruang.
b. Menurut “E.A. Ackerman” (1963)
Geografi adalah suatu pengertian tentang sistem yang berinteraksi cepat yang mencakup semua budaya manusia dan lingkungan alamiahnya di permukaan bumi.
c. Menurut “E.J.Taaffe” (1970)
Geografi berkepentingan memberikan kepada manusia deskripsi yang teratur tentang bumi. Penekanan mutakhir diutamakan pada geografi sebagai studi mengenai organisasi keruangan yang dinyatakan sebagai pola-pola dan proses-proses.
d. Menurut “Abler” (1971)
Dalam bukunya “Spatial Organization the Geographer’s View of the World” mengatakan bahwa Geografi mengkaji struktur dan proses fenomena dan permasalahan dalam ruang. Berkaitan dengan itu, geografi selalu berbicara dengan peta untuk mengkaji struktur keruangan suatu permasalahan.
e. Menurut “Prof Drs. R. Bintarto”
Geografi adalah ilmu pengetahuan yang menceritakan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa, gejala-gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.

Dari berbagai batasan geografi tersebut di atas, tampaklah adanya penekanan pada salah satu aspek tertentu. Aspek-aspek penekanan itu tercermin dalam istilah atau kata-kata kunci yang digunakan, seperti : interaksi, manusia dan organisasinya, struktur dan permasalahan, fenomena geosfer, kewilayahan, kelingkungan dan keruangan.

Perlu diperhatikan bahwa studi geografi tidak hanya sekedar mencari persamaan dan perbedaan sesuatu dalam ruang, tetapi lebih dari itu, geografi juga mencoba mengkaji proses terjadinya sesuatu itu. Dengan demikian geografi akan mampu menjawab pertanyaan apa, dimana, mengapa, suatu gejala terjadi, serta bagaimana memecahkan permasalahan yang ada.
2. Ruang Lingkup dan Ilmu Penunjang Geografi
a. Ruang Lingkup Geografi
Sebagai suatu ilmu pengetahuan, geografi mempunyai ruang lingkup dan ilmu-ilmu lain yang mendukungnya. Studi geografi meliputi gejala alam atau fisis dan gejala insani atau sosial. Oleh karena itu, secara garis besar geografi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1) Geografi fisis (Physical geography)
Geografi fisis mempelajari aspek-aspek fisik, misalnya batuan, mineral, relief muka bumi, cuaca dan iklim, air, tumbuhan, serta hewann dan sebagainya.
2) Geografi manusia (human geography)
Geografi sosial mempelajari aspek-aspek sosial, politik, ekonomi dan budaya dan sebagainya.

Geografi dapat dipelajari melalui dua pendekatan.
a) Pendekatan geografi regional (regional geography), karena bumi dibagi-bagi ke dalam beberapa wilayah (region). Tiap wilayah mempunyai karakteristik yang spesifik.
b) Pendekatan topikal (topical geography), karena geografi mulai dengan kebudayaan dan sub topik-subtopiknya, seperti bahasa dan religi, serta mengkaji variasi keruangan seluruh permukaan bumi.
Mempelajari geografi juga harus berhubungan dengan disiplin ilmu lain. Hubungan itu bersifat timbal balik secara intensif.

Pada gambar tersebut di atas dapat dilihat hubungan erat geografi dengan berbagai disiplin ilmu lain. Dapat dilihat pula bahwa interaksi geografi dengan ilmu-ilmu lain melahirkan disiplin ilmu baru yang merupakan cabang tersendiri.
Misalnya,
1) Interaksi antara geografi dengan ilmu politik menumbuhkan geografi politik.
2) Interaksi antara geografi dengan geologi menumbuhkan geomorfologi
3) Interaksi antara geografi dengan biologi menumbuhkan biogeografi.

Jika bumi dipandang dari segi teori lingkungan hidup, permukaan bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga lingkungan, yaitu :

a) Lingkungan fisikal (phisical environment) atau abiotik adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berupa makhluk tak hidup, misalnya tanah, udara, air dan sinar matahari.
b) Lingkungan biologis (biological environment) atau biotik adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berupa makhluk hidup, termasuk di dalamnya adalah manusia.
c) Lingkungan sosial (social environment) adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berwujud tindakan atau aktivitas manusia baik dalam berhubungan dengan lingkungan alam maupun hubungan antarmanusia.
Ketiga lingkungan itu dapat diilustrasikan seperti gambar di bawah ini.

Berkaitan dengan teori lingkungan, “William Kirk” telah menyusun struktur lingkungan geografi yang digolongkan menjadi lingkungan fisikal dan lingkungan nonfisikal. Untuk lebih jelasnya, perhatikan bagan 1.1.
Berkaitan dengan teori lingkungan, “William Kirk” telah menyusun struktur lingkungan geografi yang digolongkan menjadi lingkungan fisikal dan lingkungan nonfisikal. Untuk lebih jelasnya, perhatikan bagan 1.1.

b. Ilmu Penunjang Geografi
Beberapa disiplin ilmu yang sangat erat kaitannya dengan geografi atau yang merupakan cabang-cabang dari geografi
1) Astronomi adalah pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit di luar atmosfer.
2) Geologi adalah pengetahuan yang mempelajari lapisan-lapisan batuan yang ada di dalam kulit bumi, perubahan-perubahan bentuk permukaan bumi, serta sejarah perkembangan bumi dan makhluk hidup yang pernah hidup baik di dalam maupun di atas permukaan bumi.
3) Geomorfologi adalah pengetahuan yang mempelajari bentuk-bentuk permukaan bumi yang terjadi karena kekuatan-kekuatan yang bekerja di dalam maupun di atas permukaan bumi.
4) Geofisika adalah pengetahuan yang mempelajari tentang sifat-sifat fisika bumi, seperti gaya berat dan gejala-gejala magnetik.
5) Hidrologi adalah pengetahuan yang mempelajari air tanah, air permukaan dan air di udara.
6) Meteorologi adalah pengetahuan yang mempelajari tentang cuaca.
7) Klimatologi adalah pengetahuan yang mempelajari tentang iklim.
8) Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari lautan, misalnya sifat aiar laut, pasang surut, arus, kedalaman dan sebagainya.
9) Biogeografi adalah studi tentang penyebaran makhluk hidup secara geografis di muka bumi ini.
10) Paleontologi adalah ilmu tentang fosil-fosil serta bentuk-bentuk kehidupan masa pra sejarah yang terdapat di bawah lapisan-lapisan bumi.
11) Antropogeografi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran bangsa-bangsa di muka bumi dilihat dari sudut geografis.
B. Obyek Studi Geografi
1. Obyek material geografi
Merupakan sasaran atau isi suatu kajian. Berdasarkan hasil Semlok Geografi di Semarang tahun 1988 dapat dikatakan bahwa obyek studi geografi adalah lapisan-lapisan bumi, atau tepatnya fenomena geosfer.
Fenomena geosfer inilah yang merupakan obyek material (obyek kajian) geografi dan ilmu-ilmu penunjang lainnya.




Geosfer atau lapisan-lapisan bumi itu luas sekali, meliputi :
a. Litosfer (lapisan batuan)
Kajian litosfer antara lain tentang bentuk-bentuk permukaan bumi, proses-proses yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk permukaan bumi, pengorganisasian wilayah di daratan, perairan dan di udara.

b. Hidrosfer (lapisan air)
Kajian ini meliputi jumlah, mutu, persebaran dan peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan air.
c. Atmosfer (lapisan udara)
Kajian atmosfer meliputi cuaca dan iklim atau lapisan udara yang menyelimuti bumi.
d. Biosfer (kahidupan)
Kajian ini meliputi sejarah, pertumbuhan dan persebaran kehidupan.
e. Antroposfer (manusia dan hubungannya dengan lingkungan alam)
Kajian antroposfer meliputi jumlah dan persebaran serta bentuk-bentuk hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya.

2. Obyek formal geografi
Obyek ini bersangkut paut dengan cara pemecahan masalah. Dalam menganalisis suatu masalah, geografi menawarkan sejumlah alternatif pemecahan dengan menggunakan metode atau pendekatan tersendiri. Jadi obyek formal adalah metode atau pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu masalah. Metode atau pendekatan obyek formal geografi meliputi beberapa aspek pendekatan, yakni:

a. Pendekatan keruangan (spatial)
Pendekatan keruangan merupakan pendekatan khas geografi dengan mengkaji variasi fenomena alam di permukaan bumi. Pendekatan keruangan mengacu pada penelaahan perbedaan tempat melalui prinsip-prinsip geografi yaitu persebaran, timbal balik, dan pergambaran.

b. Pendekatan kelingkungan (ekologi)
Pendekatan lingkungan dalam geografi berkenaan dengan hubungan kehidupan manusia dengan lingkungan fisiknya. Interaksi tersebut membentuk sistem keruangan yang dikenal dengan ekosistem. Oleh karena itu untuk mempelajari ekologi seseorang harus mempelajari organisme hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan serta lingkungannya seperti litosfer, hidrosfer dan atmosfer.

c. Pendekatan komplek kewilayahan (teritorial)
Pendekatan kompleks kewilayahan, merupakan kombinasi pendekatan keruangan dan ekologi. Pendekatan ini mengkaji karakteristik fisik maupun sosial dari fenomena yang terjadi di permukaan bumi yang berbeda antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Oleh karena itu pendekatan ini lebih ditekankan pada pendekatan wilayah.

Perlu diperhatikan bahwa dalam mengkaji suatu permasalahan geografi, geografi fisik dan geografi manusia tak dapat dipisahkan. Bahkan masing-masing cabang geografi saling membutuhkan dan saling melengkapi. Oleh karena itu, kajian geografi akan menyimpang dari tujuannya apanila tidak terjadi “konsep penyatuan” dalam mengkaji permasalahan (Bintarto dan Surastopo, 1979).
C. Prinsip-Prinsip Geografi
Untuk menganalisis dan mengungkapkan gejala geosfer dalam kehidupan sehari-hari, secara teoritis digunakan prinsip-prinsip dasar geografi. Apabila diamati dan dianalisis gejal geografi dalam kehidupan sehari-hari,maka ahli geografi harus selalu berpegang pada empat prinsip berikut.

1. Prinsip Persebaran
Fenomena geosfer baik alam maupun manusia tersebar di permukaan bumi. Persebaran fenomena ini tidak merata dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Dengan mengkaji dan menggambarkan persebaran berbagai fenomena geosfer, kita dapat mengungkapkan hubungan antara satu fenomena dengan fenomena lainnya. Selanjutnya, kita dapat juga meramalkan apa yang akan terjadi kemudian. Misalnya, fenomena Gempa Bumi Tsunami. Melalui pengamatan persebaran daerah gempa, dapat segera dilakukan antisipasi agar bisa diminimalisir jatuhnya korban bila terjadi peristiwa yang sama.

2. Prinsip Interelasi
Fenomena geosfer dalam suatu ruang mempunyai hubungan satu sama lain. Setelah melihat persebaran fenomena geosfer dalam ruang, selanjutnya dapat diungkapkan hubungannya satu sama lain. Melalui prinsip timbal balik, dapat diungkapkan hubungan faktor alam dengan faktor manusia atau sebaliknya. Dari hubungan tersebut akan tergambar karakteristik gejala alam di wilayah itu. Misalnya, fenomena gempa bumi tsunami. Dengan menggunakan prinsip timbal balik, dapat dicari bagaimana gempa bumi tsunami dapat terjadi, adakah faktor alam dan faktor manusia yang mempengaruhinya.

3. Prinsip Korologi
Merupakan prinsip geografi yang komprenhensif dengan memadukan prinsip-prinsip lainnya. Prinsip ini merupakan ciri dari geografi modern. Pada prinsip korologi, fenomena ditinjau dari persebaran dan hubungan timbal balik di dalam ruang. Miasalnya, dalam mengkaji gempa bumi tsunami selalu diperhatikan persebarannya dalam ruang, hubungannya dengan faktor penyebab terjadinya gempa bumi tsunami dan seterusnya. Dengan demikian kita akan mampu menjelaskan karakteristik gempa bumi tsunami tersebut.

4. Prinsip Penggambaran
Prinsip ini menjelaskan fenomena geosfer sebagai sebab akibat dari interaksi fenomena yang ada di dalamnya. Prinsip ini akan memberikan gambaran lebih lanjut tentang fenomena atau masalah yang terjadi. Penggambaran dilakukan bukan hanya dengan kata-kata , tetapi juga dengan menggunakan peta, diagram, grafik dan tabel.
Misalnya, peristiwa gempa bumi tsunami. Prinsip ini akan menguraikan sebab dan akibat dari peristiwa gempa bumi tsunami. Selain itu, dengan menggunakan peta dapat digambarkan daerah persebaran gempa bumi tsunami.

Dalam pelaksanaannya, prinsip-prinsip di atas tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Prinsip-prinsip tersebut diungkapkan berdasarkan konsep-konsep geografi..
Sepuluh konsep Esensial Geografi dan contoh penerapannya dalam pengajaran Geografi.

a. Lokasi
1) Lokasi absolut
Adalah letak atau lokasi suatu gejala yang bersifat mutlak / tetap dan dapat diketahui berdasarkan perhitungan astronomis dengan penggunaan garis lintang dan bujur.
2) Lokasi relatif, adalah lokasi yang banyak dikaji dari sudut pandang letak geografis suatu wilayah dari wilayah lainnya berdasarkan arti pentingnya bagi kehidupan manusia. Dengan kata lain lokasi relatif memandang suatu wilayah yang strategis atau tidak bagi kehidupan manusia. Di daerah panas orang umumnya berpakaian dari bahan yang mudah menyerap keringat.

b. Jarak
Jarak tidak hanya dapat dinyatakan dengan ukuran jarak lurus di udara yang mudah diukur pada peta, tapi juga dapat dinyatakan dengan jarak tempuh dalam satuan jam (waktu) maupun satuan biaya angkutan.

c. Keterjangkauan (accessibility)
Konsep ini lebih mengarah pada kondisi medan atau ada tidaknya sarana transportasi dan telekominikasi. Suatu tempat dikatakan dalam kondisi terasing atau terisolasi manakala di tempat tersebut tidak terdapat alat transportasi maupun komunikasi yang memadai. ada jalan atau sarana penghubunglainnya.

d. Pola
Konsep ini berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena dalam ruang di permukaan bumi, baik fenomena alam (sungai, persebaran, vegetasi, jenis tanah, curah hujan) maupun fenomena sosial (pemukiman, persebaran penduduk, pendapatan, mata pencaharian dan sebagainya).

e. Morfologi
Menggambarkan perwujudan daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah yang lazimnya disertai erosi, sedimentasi hingga ada yang berbentuk pulau, daratan luas, pegunungan, lembah, daratan alluvial.

f. Aglomerasi
Masyarakat atau penduduk cenderung mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit yang paling menguntungkan , baik kesejenisan gejala maupun adanya faktor-faktor umum. Agolmerasi sering terjadi di wilayah kota yang merupakan pemukiman elite atau di pedesaan yang memiliki tanah yang sangat subur dengan cukup air maupun areal pertambangan strategis.

g. Nilai kegunaan
Daerah wisata mempunyai nilai yang berbeda bagi setiap orang/individu. Ada orang yang sering mengunjungi, ada yang kadang-kadang dan ada pula yang tidak pernah mengunjungi sama sekali.
h. Interaksi/Interdependensi
Gerakan perpindahan orang, barang atau gagasan dari suatu tempat ketempat lainnya, misalnya :
1) Gerakan penduduk dari daerah padat ke daerah jarang.
2) Gerakan berita (informasi) melalui media massa

i. Diferensiasi Areal
Fenomena yang berbeda dari suatu tempat ke tempat lain, misalnya :
1) jarak jauh, sedang dan dekat dari jalan
2) harga tanah (rumah) yang mahal, sedang dan murah
3) perumahan yang padat, sedang dan jarang

j. Keterkaitan keruangan
Kekhususan suatu wilayah dalam hal hasil, misalnya, bisa mendorong berbagai bentuk kerjasama dalam saling tukar menukar jasa dengan wilayah lain. Jadi perbedaan wilayah dapat mendorong interaksi yang berupa pertukaran manusianya, barangnya atau budayanya. Karena itu lokasi yang sentral membawa banyak kemajuan, sebaliknya lokasi yang periferis mengakibatkan terjadinya isolasi yakni keterpencilan dan kemunduran.
Baca »

Makna Kata (bahasa indonesia kelas 10)

0 komentar Diposting oleh Ali at 06.23
Pengertian Makna Kata


  A.      Macam-macam makna kata

  1.  Makna leksikal adalah makna kata secara lepas (makna dalam kamus)
  2. Makna gramatikal adalah makna yang timbul akibat proses gamatikal, antara lain:
    • Afikasi (imbuhan)
    • Reduplikasi (pengulangan)
    • Komposisi (Pemajemukan)
1.      Denotasi adalah makna kata yang menunjuk makna dasar
2.      Konotasi adalah makna kata yang memperoleh tambahan berupa nilai rasa tertentu
Berdasarkan penerapan
  1. Makna lugas adalah makna yang acuannya sesuai dengan makna kata yang bersangkutan (makna yang sebenarnya)
  2. Makna kias adalah makna yang acuannya tidak sesuai dengan makna kata yang bersangkutan sehingga membentuk ungkapan atau idiom

  B.      Perubahan makna

  1. Meluas adalah makna baru lebih luas cakupannya daripada makna semula
  2. Menyempit adalah makna baru lebih sempitcakupannya daripada makna semula
  3. Ameliorasi adalah makna baru dirasakan lebih halus atau tingi nilainya daripada dahulu
  4. Peyorasi adalah makna baru dirasakan lebih kasar atau rendah nilainya daripada dahulu
  5. Asasiasi adalah persamaan sifat antara makna baru dan makna lama
  6. Sinestesia adalah makna yang muncul karenapertukaran tanggapan indra yang berbeda

  C.      Hubungan makna

  1. Sinonim adalah maknanya sama atau hampir sama
    Contoh: bisa = dapat = mampu
  2. Antonim adalah maknanya berlawanan
    Contoh: hidup >< mati
  3. Homonim adalah tulisan dan lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda
    Contoh: saat pembagian bahan baku, terjadi bakuhantam 
  4. Homograf adalah tulisannya sama, tetapi lafal dan maknanya berbeda
    Contoh: setelah melakukan apel pagi, para peserta makan apel
  5. Homofon adalah lafalnya sama, tetapi tulisan dan maknanya berbeda
    Contoh: agung sangsi dengan sanksi yang ada
  6. Polisemi adalah makna ganda yang bersumber pada makna dasar yang sama (salah satu atau keduanya berupa kiasan)
    Contoh: kepala perusahaan itu berkepala botak
  7.  Hipernim adalah makna umum (superordinat)
    Contoh: unggas. Unggas merupakan hiponim dari = itik, ayam, burung
  8. Hiponim adalah makna khusus (subordinat)
    Contoh: mawar, mawar merupakan hipernim dari = bunga
Baca »

Geografi Kelas X Bab I dan Bab 2

0 komentar Diposting oleh Ali at 06.19
BAB I
HAKIKAT GEOGRAFI
A.    Pengertian Geografi dan Konsep Geografi
1.      Pengertian Geografi
            Menurut seorang ilmuwan kuno yang bernama “Eratosthenes” Geografi berasal dari bahasa Yunani “Geographia” yang terdiri dari dua kata, yaitu geo, yang berarti bumi dan graphien, artinya mencitra. Dari asal usul kata ini dapatlah dikatakan bahwa Geografi berarti ilmu pengetahuan yang mencitrakan atau menggambarkan keadaan bumi.
            Pengertian tersebut masih bersifat umum dan belum memberikan gambaran yang tepat tentang arah dan tekanan dalam kajian geografi. Memang suatu definisi selalu bersifat “membatasi”. Definisi yang satu berbeda dari yang lain. Perbedaan itu disebabkan oleh waktu, sudut pandang dan sisi penekanan.
            Selain itu, banyak ahli yang telah mengemukakan definisi atau pengertian geografi. Berikut ini adalah beberapa defini geografi.
1.      Bernard Varen (1622–1650)
Bernard Varen atau lebih dikenal dengan Varenius adalah seorang geograf asal Jerman. Anehnya, dia adalah lulusan Ilmu Kedokteran Universitas Leiden, Belanda. Dalam bukunya, Geographia Generalis, ia mengatakan bahwa geografi adalah campuran dari matematika yang membahas kondisi Bumi beserta bagian-bagiannya juga tentang benda-benda langit lainnya.
Dalam buku itu juga, Varenius membagi geografi menjadi dua, yaitu:
a. Geografi Umum
Bagian ini membahas karakteristik Bumi secara umum, tidak tergantung oleh keadaan suatu wilayah. Menurut gagasan Varenius, geografi umum mencakup tiga bagian, yaitu:
1) Terestrial, merupakan pengetahuan tentang Bumi secara keseluruhan, bentuk, dan ukurannya.
2) Astronomis, membicarakan hubungan Bumi dengan bintang-bintang yang merupakan cikal bakal ilmu Kosmografi.
3) Komparatif, menyajikan deskripsi lengkap mengenai Bumi, letak, dan tempat-tempat di permukaan Bumi.
b. Geografi Khusus
Bagian ini mendeskripsikan tentang wilayah tertentu menyangkut wilayah luas maupun sempit. Bagian ini terdiri atas tiga aspek, yaitu:
1) Atmosferis yang secara khusus membicarakan iklim.
2) Litosferis yang secara khusus menelaah permukaan Bumi meliputi relief, vegetasi, dan fauna dari berbagai negeri.
3) Manusia yang membicarakan keadaan penduduk, perniagaan, dan pemerintahan dari berbagai negeri.
2. Immanuel Kant (1724–1821)
Immanuel Kant (1724–1821)Selain sebagai seorang geograf, Kant juga seorang filsuf. Kant tertarik pada geografi karena menurutnya ilmu itu dekat dengan filsafat. Semua gagasan Kant tentang hakikat geografi dapat ditemukan dalam buku Physische Geographie yang ditulisnya. Menurutnya, geografi adalah ilmu yang objek studinya adalah benda-benda, hal-hal atau gejala-gejala yang tersebar dalam wilayah di permukaan Bumi.
Alexander von Humboldt (1769–1859)3. Alexander von Humboldt (1769–1859)
Pada mulanya Humboldt adalah seorang ahli botani. Ia tertarik geografi ketika ia mulai mempelajari tentang batuan. Ia diakui sebagai peletak dasar geografi fisik modern. Ia menyatakan geografi identik atau serupa dengan geografi fisik. Ia menjelaskan bagaimana kaitan Bumi dengan Matahari dan perilaku Bumi dalam ruang angkasa, gejala cuaca dan iklim di dunia, tipe-tipe permukaan Bumi dan proses terjadinya, serta hal-hal yang berkaitan dengan hidrosfer dan biosfer.
Karl Ritter (1779–1859)4. Karl Ritter (1779–1859)
Seperti halnya Humboldt, Ritter juga dianggap sebagai peletak dasar geografi modern. Profesor geografi Universitas Berlin ini mengatakan bahwa geografi merupakan suatu telaah tentang Bumi sebagai tempat hidup manusia. Hal-hal yang menjadi objek studi geografi adalah semua fenomena di permukaan Bumi, baik organik maupun anorganik yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
5. Friederich Ratzel (1844–1904)
Friederich Ratzel (1844–1904)Ratzel adalah guru besar geografi di Leipzig. Ia mengemukakan konsep geografi dalam bukunya yang berjudul Politische Geographie. Konsep itu diberi nama Lebensraum yang artinya wilayah geografis sebagai sarana bagi organisme untuk berkembang. Ia melihat suatu negara cenderung meluaskan Lebensraum-nya sesuai kekuatan yang ia miliki.
6. Elsworth Huntington (1876–1947)
Huntington adalah geograf asal Amerika Serikat. Melalui bukunya yang berjudul The Pulse of The Earth, ia memaparkan bahwa kelangsungan hidup dan peradaban manusia sangat dipengaruhi oleh iklim. Atas dasar teorinya itu, Huntington kemudian terkenal sebagai determinis iklim (memandang iklim sebagai penentu kehidupan). Ia mengatakan, geografi sebagai studi tentang fenomena permukaan Bumi beserta penduduk yang menghuninya. Ia menjelaskan adanya hubungan timbal balik antara gejala dan sifat-sifat permukaan Bumi dengan penduduknya.
Paul Vidal de la Blache (1845–1918)7. Paul Vidal de la Blache (1845–1918)
Vidal adalah geograf asal Prancis. Ia adalah pelopor posibilisme dalam geografi. Posibilisme (teori kemungkinan) muncul setelah Vidal melakukan penelitian untuk membuktikan interaksi yang sangat erat antara manusia dan lingkungan pada masyarakat agraris pramodern.
Ia menegaskan bahwa lingkungan menawarkan sejumlah kemungkinan (posibilities) kepada manusia untuk hidup dan berkembang. Atas dasar itu, Vidal mengemukakan konsepnya yang disebut genre de vie atau mode of live (cara hidup). Dalam konsep ini, geografi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana proses produksi dilakukan manusia terhadap kemungkinan yang ditawarkan oleh alam.
8. Halford Mackinder (1861–1947)
Halford Mackinder (1861–1947)Mackinder adalah pengajar di Universitas Oxford. Pendapatnya tentang geografi sangat terkenal lewat makalahnya yang berjudul The Scope and Methods of Geography yang berisi konsep man-land relation (hubungan manusia dengan lahan) dalam geografi. Ia menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang fungsi utamanya menyelidiki interaksi manusia dalam masyarakat dengan lingkungan yang berbeda menurut lokasinya.
9. Bintarto
Bintarto adalah guru besar geografi di Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia mengatakan bahwa geografi pada dasarnya adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat Bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas tentang kehidupan dari unsur-unsur Bumi.
10. Daldjoeni
Nama Daldjoeni dikenal karena buku-bukunya yang membahas hal-hal yang berkaitan dengan geografi. Menurutnya, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mengajarkan manusia mencakup tiga hal pokok, yaitu spasial (ruang), ekologi, dan region (wilayah). Dalam hal spasial, geografi mempelajari persebaran gejala baik yang alami maupun manusiawi di muka Bumi. Kemudian dalam hal ekologi, geografi mempelajari bagaimana manusia harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Adapun dalam hal region, geografi mempelajari wilayah sebagai tempat tinggal manusia berdasarkan kesatuan fisiografisnya.
11 . Seminar Lokakarya Ikatan Geograf Indonesia (IGI) di Semarang 1988
Dari seminar peningkatan kualitas pengajaran geografi ini dihasilkan rumusan geografi sebagai ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
Jika kita perhatikan beberapa definisi atau pengertian dan sejarah perkembangan geografi dari masa ke masa selalu mengalami perkembangan. Namun, apabila kita kaji lebih jauh, di antara pandangan para ahli tersebut tampak ada kesamaan titik pandang.
Kesamaan titik pandang tersebut terutama dalam mengkaji:
1. Bumi sebagai tempat tinggal,
2. hubungan manusia dengan lingkungannya (interaksi),
3. dimensi ruang dan dimensi historisnya, serta
4. pendekatan, yaitu meliputi pendekatan spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan), dan regional (kewilayahan).
2.      Geografi sebagai Ilmu Pengetahuan
            Geografi banyak mendeskripsikan tentang gejala-gejala yang ada maupun terjadi di permukaan bumi, termasuk interaksi manusia dengan alam lingkungannya.
Tujuan pembelajaran Geografi meliputi tiga aspek, yaitu  pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
a. Pengetahuan
1)      Mengembangkan konsep dasar Geografi yang berkaitan dengan pola keruangan dan proses-prosesnya.
2)      Mengembangkan pengetahuan sumber daya alam, peluang, dan keterbatasannya untuk dimanfaatkan.
3)      Mengembangkan konsep dasar Geografi yang berhubungan denganlingkungan sekitar dan wilayah negara/dunia.
b. Keterampilan
1)         Mengembangkan keterampilan mengamati lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan binaan.
2)         Mengembangkan keterampilan mengumpulkan, mencatat data, dan informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek keruangan.
3)         Mengembangkan keterampilan analisis, sintesis, kecenderungan, dan hasil-hasil dari interaksi berbagai gejala geografis.
c. Sikap
1)       Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar.
2)       Mengembangkan sikap melindungi dan tanggung jawab terhadap kualitas lingkungan hidup.
3)       Mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam hal pemanfaatan sumber daya.
4)       Mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan sosial dan budaya.
5)       Mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa.
Fungsi pembelajaran geografi adalah sebagai berikut :
a.       Mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan dan proses yang berkaitan.
b.      Mengembangkan keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi, mengomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi.
c.       Menumbuhkan sikap, kesadaran, dan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan sumber daya serta tolenransi terhadap keragaman sosial-budaya masyarakat.
Ilmu dan sarana bantu geografi dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antargejala di permukaan bumi dari berbagai aspek kehidupan, contohnya dalam bidang pertanian dan industri.
a. Bidang pertanian.
Ditinjau dari segi geografi, pertanian merupakan sistem keruangan yang terdiri dari aspek fisik dan aspek manusia. Aspek fisik antara lain meliputi lahan, iklim, air, dan udara. Adapun aspek manusia meliputi tenaga kerja, tradisi kehidupan, teknologi, dan ekonomi masyarakat. Analisis hubungan antara aspek fisik dan manusia tersebut dalam studi geografi sangat bermanfaat untuk menyusun diversifikasi tanaman pada lahan pertanian. Hal itu penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan lahan agar produktivitas lahan tetap tinggi.
b. Bidang industri.
Tinjauan geografi terhadap aspek industri terutama pada hubungan antara aspek fisik dan aspek manusia. Aspek fisik antara lain meliputi lahan, bahan baku, dan sumber daya energi. Aspek manusia antara lain meliputi tenaga kerja, tradisi, teknologi, konsumen, dan pasar. Hasil analisis hubungan antara aspek fisik dan aspek manusia tersebut digunakan untuk menyusun rencana pembangunan dan pengembangan industri. Sebagai contoh, dalam rangka mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata, lokasi industri sebaiknya diarahkan ke daerah yang masih jarang penduduknya.
3.      Konsep Dasar Geografi
            Menurut IGI dalam memahami Geografi sebaiknya menggunakan 10 konsep yang sederhana, yaitu:
1. Konsep Lokasi.
Ahli Geografi berpendapat bahwa lokasi berpengaruh terhadap harga atau nilai sesuatu yang ada di permukaan bumi.
a). Lokasi Absoulut: Lokasi yang tetap berdasarkan letak koordinatnya.
b). Lokasi Relatif: suatu lokasi yang memiliki arti penting terhadap wilayah disekitar.
2. Konsep Jarak.
 Jarak dihubungkan dengan keuntungan yang diperoleh, sehingga manusia cenderung akan memperhitungkan jarak. Jarak juga berpengaruh terhadap harga dan nilai barang. Peternakan ayam cenderung mendekati kota sebagai tempat pemasaran, agar telur & ayam dibawa ke tempat pemasaran tidak mengalami kerusakan, dibandingkan apabila peternakan ditempatkan jauh dari kota.
3. Konsep Keterjangkauan.
Hubungan atau interaksi antartempat dapat dicapai, baik dengan menggunakan sarana transpotasi umum, tradisional, atau jalan kaki. Mempengaruhi kelancaran transportasi manusia dan barang. Misal: suatub daerah tidak akan berkembang apabila tidak dapat dijangkau oleh sarana transportasi.
4. Konsep Pola.
Bentuk intrakasi manusia dengan lingkungan atau interaksi alam dengan alam, hubungannya dengan pola persebaran. Adalah sesuatu yang berulang sehingga menampakkan suatu bentuk tertentu yang konsisten. Misal: pola pemukiman terkait dengan sungai, jalan, bentuk lahan, dan sebagainya.
5. Konsep Morfologi.
Bentuk permukaan bumi sebagai hasil proses alam dan hubungannya dengan aktivitas manusia. Bentuk muka bumi merupakan hasil dari proses yang terjadi di permukaan bumi, seperti pegunungan, patahan, lipatan atau gunung api. Misal: bentuk lahan akan terait dengan erosi & pengendapan, penggunaan lahan, ketebalan lapisan tanah, ketersediaan air, dan sebagainya.
6. Konsep Aglomerasi.
Ahli Geografi berpendapat bahwa masyarakat atau kelompok penduduk cenderung mengelompok pada tingkat tertentu/ aktivitas di suatu daerah. Misal: masyarakat cenderung mengelompo pada tingkat sejenis, sehingga timbul daerah elit, kumuh, perumnas, pedagang besi, pedagang barang/pakaian bekas dll.
7. Konsep Nilai Guna.
Manfaat suatu wilayah atau daerah mempunyai nilai guna tersendiri bagi orang yang menggunakannya. Nilai sesuatu yang dipengaruhi lokasi, jarak dan keterjangkauan. Misal: lahan pertanian yang subur sangat bernilai bagi petani, dibandingkan bagi nelayan atau karyawan / pegawai kantor. dsb
8. Konsep Interaksi dan Interdepedensi.
Sesuatu di muka bumi terkait dengan objek lain. Setiap wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, tetapi memerlukan hubungan dengan wilayah lain, sehingga memunculkan adanya hubungan timbale balik dalam bentuk arus barang dan jasa komunikasi, ide, dll. Missal: gerakan orang, barang & gagasan dari suatu tempat ketempat lain: pergerakan penduduk(sirkulasi)
9. Konsep Diferensi Areal.
Suatu wilayah kaitannya dengan wilayah lain. Tidak ada ruang di muka bumi yang sama. Misal: pertanian sayuran dihasilkan didaerah pegunungan, perikanan laut/tambak di pantai, padi didaerah yang relatif datar.
10. Konsep Keterkaitaan Ruang.
Suatu wilayah dapat berkembang karena adanya hubungan dengan wilayah lain/ adanya saling keterkaitan antarwilayah dalam memenuhi kebutuhan dan sosial penduduknya. Kehidupan suatu ruang tidak lepas dari ruang yang lain. Missal: jika dikaji melalui Peta, Pengindraan jauh (Citra), maka terdapat konservasi spasiap (keterkaitan wilayah) antara wilayah satu dg yg lain.
Berdasarkan adanya kesamaan dalam titik pandang kajian dan geografi, maka muncul konsep esensial. Konsep ini akan mengungkapkan dan memberikan gambaran corak abstrak dari suatu fenomena yang dikaji dalam suatu ilmu. Nah, di dalam geografi juga dikenal beberapa konsep esensial. Berikut beberapa di antaranya.
1. Menurut Whiple
Whiple menyodorkan lima konsep yang harus selalu ditemukan keterkaitan setidaknya antara penyebaran, relasi, fungsi, bentuk, dan proses terjadinya. Konsep tersebut yaitu:
a. Bumi sebagai planet.
b. Variasi cara hidup.
c. Variasi wilayah alamiah.
d. Makna wilayah bagi manusia.
e. Arti penting lokasi dalam memahami peristiwa dunia.
Sebagai contoh penerapan konsep esensial tersebut, dapat kita ambil satu contoh konsep variasi cara hidup. Konsep ini bisa digambarkan mulai dari adanya perbedaan bentang alam (terkait dengan variasi wilayah alamiah) berpengaruh pada proses terbentuknya suatu mata pencaharian. Kondisi ini menimbulkan penyebaran mata pencaharian yang secara langsung terkait dengan jumlah penduduk yang bekerja pada tiap mata pencaharian. Dari hubungan ini bisa digambarkan dinamika mata pencaharian. Itulah salah satu contoh penerapan konsep esensial dalam geografi.
2. Menurut J. Warman
Konsep esensial yang diungkapkan oleh J. Warman adalah:
a. Kewilayahan.                                                 h. Keunikan areal.
b. Lapisan hidup atau biosfer.
                            i. Persebaran areal.                  
c. Manusia sebagai faktor ekologi dominan.      j.Lokasi relatif.
d. Globalisme atau Bumi sebagai planet.           k. Keunggulan komparatif.
e. Hubungan antarareal.                                     l. Perubahan yang kontinu.
f. Persamaan antarareal.
                                     m. Sumber daya dibatasi secara budaya.
g. Perbedaan antarareal.
                                     n. Penyajian kenampakan permukaan Bumi
    pada bidang datar.
Konsep ini dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai permasalahan dan fenomena geografi, sehingga memudahkan mengetahui sebab akibat, hubungan, fungsi, proses terjadinya gejala, dan masalah-masalah sehari-hari.
B.     Ruang Lingkup dan Pendekatan Geografi
1.      Ruang Lingkup Geografi
Ruang lingkup studi geografi sangat luas, sehingga secara garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.Geografi fisis (physical geographhy), yaitu geografi yang mempelajari aspek-aspek fisik seperti batuan, mineral, relief muka bumi, atmosfer, cuaca, iklim, air serta tumbuhan dan hewan.
b.Geografi sosial, yaitu geografi yang mempelajari aspek-aspek sosial, politik, ekonomi dan budaya (antropogeography).
Menurut Rhoads Murphey dalam bukunya “The Scope of geography”, mengemukakan tentang tiga pokok ruang lingkup studi geografi, yaitu :
1.      Interaksi antarmanusia dengan lingkungan fisik yang merupakan salah satu keanekaragaman wilayah.
2.      Persebaran dan keterkaitan penduduk di bumi dengan sejumlah aspek keruangan.
3.      Kajian terhadap region dan analisis dari region yang mempunyai ciri khusus.
2.      Pendekatan-pendekatan dalam Geografi
Geografi sebagai ilmu kebumian selalu mengkaji hubungan timbal balik antara fenomena dan permasalahannya dengan pendekatan keruangan, ekologi dan komplek wilayah.
  1. Pendekatan Keruangan,
  2. Pendekatan Ekologi ( Kelingkungan ).
  3. Pendekatan Komplek Wilayah
C.    Prinsip-prinsip Geografi
Sebagai suatu ilmu, geografi memiliki prinsip prinsip tertentu yang menjadi dasar setiap pengkajiannya, yaitu sebagai berikut:
1. Prinsip Persebaran.
Persebaran fenomena dan fakta geografi di permukaan bumi tidak merata dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Contohnya: persebaran minyak bumi di negara kita tidak berada di setiap wilayah. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu diantaranya adalah kondisi formasi batuan.
2. Prinsip Interelasi.
Merupakan prinsip untuk melihat pola hubungan antar faktor. Melalui prinsip ini, diungkapkan keterkaitan hubungan antar faktor fisis, antara faktor fisis dan faktor manusia, antara faktor manusia dan faktor manusia. Dari hubungan antar faktor tersebut, dapat diungkapkan berbagai karakteristik gejala dan fakta geografi di suatu wilayah tertentu. Contohnya, banjir yang menggenangi hampir sebagian wilayah Indonesia, salah satunya diakibatkan oleh rusaknya lahan di bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS ).
3. Prinsip Deskripsi.
 Menggambarkan lebih jauh dari persebaran dan hubungan interelasi antara fakta dan gejala di permukaan bumi. Prinsip ini tidak hanya dapat diungkapkan melalui kalimat dan peta, tetapi dapat pula ditampilkan dalam bentuk diagram, grafik atau tabel. Contohnya, kerusakan yang terjadi di beberapa Daerah Aliran Sungai ( DAS ) besar Indonesia sehingga dapat terlihat perbandingannya dan akan memudahkan dalam penentuan skala penangananya.
4. Prinsip Korologi.
Lebih menitikberatkan pada analisis gejala, fakta, dan masalah geografi dengan menekankan pada penyebaran, interelasi, dan interaksinya dalam ruang. Ruang dalam sudut pandang geografi adalah permukaan bumi keseluruhan maupun parsial. Dengan demikian prinsip korologi memperhatikan persebaran, interelasi dan interaksi antar komponen geosfer sebagai satu kesatuan ruang. Contohnya: kesenjangan pembangunan antara desa dan kota menyebabkaan munculnya urbanisasi atau akibat penduduk pulau Jawa yang terlalu padat maka perlu dilaksanakan transmigrasi.
D.    Aspek Geografi dan Objek Studi Geografi
1.      Aspek Geografi
Aspek geografi dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1.      Aspek Fisik.
Geografi fisik akan membahas tentang aspek fisik sebagai kajian utamanya. Geografi Fisik memiliki ilmu pendukung, seperti:
a. Meteorologi dan Klimatologi yaitu ilmu cuaca dan iklim.
b.Biogeografi yaitu ilmu tentang kehidupan hewan dan tumbuhan.
c. Geomorfologi yaitu ilmu bentuk lahan.
d.                  Pedologi, yaitu ilmu tanah.
e. Hidrologi, yaitu ilmu tentang air.
f. Geologi, yaitu ilmu yang menjelaskan proses pembentukan dan dinamika bumi dari waktu ke waktu.
g.Oseanografi, yaitu ilmu dan studi ekplorasi mengenai lautan dan semua aspek yang terdapat di dalamnya.
2.      Aspek Sosial.
Geografi manusia akan menempatkan dinamika manusia sebagai bahan kajiannya. Geografi Manusia memiliki ilmu pendukung, seperti:
a. Geografi Sosial adalah ilmu geografi yang khusus mempelajari lingkungan manusia.
b. Geografi Budaya ( Antropogeografi ) mengkaji proses kebudayaan yang berhubungan dengan konteks keruangan karena kebudayaan yang terdapat disuatu wilayah merupakan cerminan kondisi wilayah dan penduduk yang mendiaminya.
c. Geografi Penduduk adalah cabang disiplin ilmu geografi yang membahas variasi keruangan demografi, distribusi komposisi perpindahan, dan pertumbuhan penduduk yang dihubungkan dengan variasi variasi sifat keruangan dari berbagai tempat atau wilayah.
d. Geografi Kota mempelajari pemusatan keruangan tempat tinggal dan aktivitas manusia di kota.
e. Geografi Desa mempelajari ciri, pola, struktur, lingkungan, dan interaksi keruangan dari penduduk desa.
2.      Objek Studi Geografi
Para ahli geografi Indonesia yang etrgabung dalam ikatan Geografi Indonesia (IGI) sepakat, bahwa objek studi geografi dibagi menajdi dua, yaitu objek materiel dan objek formal.
a.                  Objek Materiel
Objek materiel adalah segala materi yang menjadi kajian dalam geografi. Antara lain iklim, tanah, dan air. Sedangkan objek materiel sosial antara lain persebaran pendudukan, mobilitas pendudukan dan pola permukiman.
b.                  Objek Formal
Obejk formal merupakan cara pandang dan cara pikir terhadap objek materiel dari sudut geografi.
3.      Cabang Ilmu Geografi dan Ilmu Bantu Geografi
Menurut  Hagget, cabang geografi dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Geografi Regional
Geografi Regional adalah geografi yang mempelajari kewilayahan atas dasar luas dan sempitnya wilayah tersebut. Objek studinya dimulai dari yang paling luas sampai yang paling sempit. Wilayah tersebut yaitu :
i. Realm Geography (benua)
ii. Province Geography (kumpulan negara dalam benua)
iii. Regional Geography (negara)
iv. Group Geography (kumpulan daerah dalam negara)
v. Unit Geography (daerah kecil dalam negara)
b. Geografi FisikGeografi fisik adalah geografi yang mempelajari tentang unsur-unsur alam asli. Geografi fisik meliputi :
i. Geomorfologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang bentuk muka bumi.
ii. Klimatologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang iklim.
iii. Biogeografi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan di bumi.
iv. Oseanografi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang lautan.
v. Geografi tanah, yaitu ilmu yang mempelajari tentang tanah.
vi. Geofisika, yaitu ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat fisik bumi.
vii. Geologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang lapisan batu-batuan pembentuk muka bumi secara keseluruhan, mulai dari dahulu sampai sekarang.
viii. Hidrologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang air tanah.
ix. Meteorologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang atmosfer/cuaca
x. Geografi matematik, yaitu ilmu yang mempelajari tentang luas, letak dan besar.
xi. Geografi sumber daya, yaitu ilmu yang mempelajari tentang mineral dan barang tambang yang terdapat di bumi.
xii. Ekologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang adaptasi manusia dengan lingkungan baik fisik maupun biologis.
Astronomi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang perbintangan, misal untuk pertanian.
xiii. Zoologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang hewan

c. Geografi ManusiaGeografi manusia adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara alam dengan manusia. Geografi manusia meliputi :
i. Antropologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan manusia.
ii. Demografi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang susunan, jumlah, dan perkembangan penduduk.
iii. Geografi sosial, yaitu ilmu yang mempelajari tentang hubungan dan pengaruh timbal balik antara alam dengan manusia.
iv. Geografi desa-kota, yaitu ilmu yang mempelajari tentang desa dan kota.
v. Geografi ekonomi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang keadaan ekonomi di suatu tempat.
vi. Geografi politik, yaitu ilmu yang mempelajari tentang politik di beberapa wilayah geografis.
vii. Geografi sejarah, yaitu ilmu yang mempelajari tentang sejarah di suatu wilayah geografis.
viii. Geografi militer, yaitu ilmu yang mempelajari tentang aspek militer ditinjau dari kondisi geografinya.
ix. Paleontologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang fosil.
x. Arkeologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kepurbakalaan.
xi. Sosiologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kemasyarakatan.
BAB II
BUMI DAN JAGAT RAYA
A.    Sejarah Perkembangan Muka Bumi
1.      Sejarah Terbentuknya Bumi
Bumi berasal dari gumpalan gas yang besar dan dalam keadaan berputar. Suatu saat terlepaslah sebagian gumpalan tersebut. Gumpalan-gumpalan yang etrpisah dan masih ettap berputar mengalami proses pendinginan akan menjadi padat. Itulah yang disebut planet-planet termasuk bumi di dalamnya.
Ada 3 tahap dalam proses pembentukan bumi yaitu sebagai berikut :
a. Awalnya bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
b. Pembentukan perlapisan struktur bumi diawali dengan terjadinya diferensiasi. Materiel besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
c. Bumi terbagi menjadi tiga lapisan, yaitu inti, mantel, dan kerak bumi.
2.      Struktur Bumi
Lapisan ini terletak di bawah kerak bumi yang mempunyai suhu kira-kira 2000° C dan pada umumnya dibagi menjadi 3 yaitu:
  1. Lhitosfer
Letaknya paling atas dari selimut bumi, terdiri dari materi-materi yang berwujud padat dan kaya silisium dan aluminium, tebalnya sekitar 50-100 km. Bersamaan dengan kerak bumi sering disebut dengan lempeng lhitosfer yang mengapung diatas lapisan yang agak kental yaitu astheonosfer.
  1. Astheonosfer
Lapisan dibawah lhitosfer yang wujudnya agak kental, kaya dengan silisium, aluminium dan magnesium. Tebal lapisan ini sekitar 130-160 km
  1. Barisfer
Lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun dari lapisan nife (niccolum atau nikel dan ferrum atau besi).
3.      Sejarah Perkembangan bumi
Beberapa teori mengenai pergerakan benua antara lain:
a.      Teori Apungan benua (Wegener)
Semua daratan berasal dari satu benua besar yang disebut pangea. Asumsinya didasari oleh:
a.    Terdapat  kesamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika.
b.    Bentangan-bentangan samudra dan benua-benua mengapung sendiri-sendiri.
c.    Batas Samudra Hindia semakin mendesak ke utara. Anak benua India semakin menyempit dan makin mendekati ke Benua Eurasia, sehingga menimbulkan lipatan Pegunungan Himalaya.
d.   Green land semakin mendekat ke Amerika Utara
b.      Teori Kontraksi
Bumi telah mengalami pendinginan dalam jangka waktu yang sangat lama. massa yang sangat panas bertemu dengan udara dingin membuatnya mengerut. Zat yang berbeda-beda menyebabkan pengerutan yang tidak sama antara 1 tempat dan tempat lain (James Dana dan Elie Baumant)
c.      Teori Laurasia-Gondwana
Muka bumi selalu mengalami perubahan atau perkembangan. Perubahan ini terus berlangsung hingga kini, ditunjukan dengan adanya pergeseran daratan (benua). Jika dirunut pada sejarah masa lalu, sebenarnya benua2 di muka bumi pernah berkumpul menyatu, menjadi sbuah benua besar (supercontinent) brnama Laurasia di utara, dan Gondwana di selatan. Kedua benua ini secara perlahan-lahan bergerak ke arah ekuator. Rotasi bumi membuat sebagian benua terakumulasi di daerah ekuator dan bumi barat. PAda perkembangannya, benua ini pecah dan memisah saling menjauh. Dan membentuk kondisi seperti sekarang ini (5 benua).(Eduard Suess)
d. Teori Ed Suess
adanya persamaan formasi geologi yang terdapat di Amerika Selatan, India dan Australia, Antartika disebabkan pernah bersatunya daratan.
4.      Teori Lempeng Tektonik
Teori ini adalah yang paling masuk akal dan diterima diseluruh dunia oleh ahli geologi.
Kerak bumi dan lapisan litosfer mengapung diatas astenosfer, sehinga dianggap satu daerah yang saling berhubungan karena adanya aliran konveksi yang keluar di bagian tengah dasar samudra.
B.     Sejarah Kehidupan di Muka Bumi
Beberapa teori yang mendukung sejarah terjadinya bumi dan peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi antara lain:
  1. Teori Malapetaka
Teori ini dikemukakan oleh Baron Georges Cuvier. Ia berpendapat bahwa flora dan fauna dari tiap zaman itu berjalan tidak berubah, dan sewaktu terjadinya revolusi maka hewan-hewan ini musnah. Sesudah malapetaka tadi muncul hewan dan tumbuhan baru sehingga teori ini lebih umum disebut teori malapetaka.
  1. Teori Uniformitarisma
Teori ini dicetuskan oleh James Hutton, teori ini berbunyi “The Present is The Key to The Past”, yang berarti kejadian sekarang adalah cerminan atau hasil dari kejadian pada zaman dahulu, sehingga segala kejadian alam yang sekarang terjadi dengan mekanisme yang lambat dan proses yang berkesinambungan seragam dengan proses-proses yang kini sedang berlangsung.  Hal ini menjelaskan bahwa rangkaian pegunungan-pegunugan besar, lembah serta tebing curam tidak terjadi oleh suatu malapetaka yang tiba-tiba, akan tetapi oleh proses alam yang berjalan dengan sangat lambat.
Yang dapat disimpulkan dari teori ini adalah :
  • Proses-proses yang terjadi di alam berlangsung secara berkesinambungan.
  • Proses-proses alam yang terjadi sekarang merefleksikan  proses yang terjadi pada masa lampau dengan intensitas yang berbeda.
  1. Hukum Pengendapan (STENO)
Berdasarkan pengamatan Nicolaus Steno, ia mengemukakan tiga prinsip dasar pengendapan yang lebih dikenal sebagai hukum Steno :
a. Hukum Superposisi,
yang menyatakan bahwa secara normalnya, batuan yang berada pada lapisan bawah adalah batuan yang lebih tua dibandingkan lapisan atasnya. Terkecuali jika terjadi beberapa hal, seperti interusi batuan beku dll.
b. Hukum Horizontalitas,
pada awalnya, sedimen terendapkan secara mendatar. Jika perlapisan batuan tersebut miring, patah, terlipat, berarti batuan tersebut telah mengalami deformasi.
c.    Hukum Kemenerusan lateral (lateral continuity),
 yang menyatakan bahwa mengendapan batuan sedimen menyebar secara mendatar, sampai menipis atau menghilang pada batas dimana ia diendapkan. Selain itu juga, kita dapat mengidentifikasi apakah lapisan batuan tertentu terbentuk pada masa yang sama. Yaitu dengan cara korelasi fosil yang ditemukan pada batuan tersebut.



C.    Jagat Raya
1.        Pengertian Jagat Raya
Dalam kehidupan sehari – hari, jagat raya lebih dikenal dengan alam semesta. Orang Babylonia (sekitar 700 – 600 SM) beranggapan bahwa jagat raya merupakan suatu ruangan di mana bumi yang datar sebagai lantainya sedangkan langit dan bintang sebagai atapnya.
Jagat raya dapat diartikan sebagai suatu ruangan yang sangat besar, di mana di dalamnya terjadi peristiwa alam yang dapat diungkapkan manusia yang belum diungkap.
Sepanjang sejarah hiudpnya, manusia telah mengalami perubahan dan perkembangan pengetahuan tentang alam semesta.
Ada beberapa teori yang sangat terkenal mengenai terbentuknya jagat raya, yaitu teori jagat raya mengembang, teori big bang, teori keadaan tetap, dan teori berayun.
a.    Teori Jagat Raya Mengembang
Edwin Hubble  melakukan pengamatan terhadap galaksi – galaksi yang letaknya sangat jauh. Galaski – galaksi ini selalu bergerak menjauhi pusat jagat raya dengan kecepatan yang tinggi. Antargalaksi jaraknya pun semakin bertambah setiap saat. Hal ini bearti bahwa jagat raya tidaklah statis akan tetapi terus mengalami perkembangan.
b.    Teori Bing Bang
Teori ini berasal dari anggapan bahwa pada awal mulanya ada suatu massa yang luar biasa besarnya dengan berat jenis yang snagat besar. Akibat adanya reaksi inti maka massa yang luar biasa besarnya tersebut meledak dan berserakan kemudian mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan.
c.     Teori Keadaan Tetap
Teori ini dipelopori oleh Fred Hoyle. Menurutnya, materi baru (hidrogen) diciptakan setiap saat untuk mengisi ruang kosong yang timbul dari pengembangan jagat raya. Dalam kasus ini jagat raya tetap dan akan selalu tampak sama.
d.    Teori Berayun
Berdasarkan teori ini, semua materi saling menjauh dan berasal dari massa yang padat. Selanjutnya, materi itu gerakannya melambat kemudian berhenti dan mulai mengerut lagi akibat gaya gravitasi. Lalu materi tersebut akan memadat dan meledak lagi. Dalam proses ini tidak ada materi yang rusak maupun tercipta akan tetapi hanya berubah tatanan.
Perkembangan dari awal hingga akhir dari pandangan – pandangan tersebut adalah sebagai berikut.
a.                Anggapan Antroposentris atau Egosentris
Anggapan ini dimulai pada tingkat awal manusia atau pada manusia primitif yang menganggap bahwa manusia sebagai pusat alam semesta. Pada waktu menyadari ada bumi dan langit, manusia menganggap matahari, bulan, bintang, dan bumi serupa dengan hewan , tumbuhan dan dengan dirinya sendiri.
b.                Anggapan Geosentris
Anggapan ini menempatkan bumi sebagai pusat alam semesta. Geosentris berasal dari kata geo yang artinya bumi dan centrum  yang artinya pusat. Anggapan ini dimulai sekitar abag VI SM, saat pandangan egosentris mulai ditinggalkan. Salah seorang yang mengemukakan anggapan geosentris adalah Claudius Ptolomeus. Ia melakukan observasi di Alexandria, kota pusat budaya Mesir pada masa lalu. Ia menganggap bahwa pusat jagat raya adalah bumi, sehingga bumi ini dikelilingi oleh matahari dan bintang – bintang.
c.                 Anggapan Heliosentris
Pandangan heliosentris (helis = matahari) dianggap sebagai pandangan yang revolusioner yang menempatkan matahari sebagai pusat alam semesta. Seorang nahasiswa kedokteran, ilmu pasti, dan astronomi, Nicolaus Copernicus pada tahun 1507 menulis buku “De Revolutionibus Orbium Caelestium” (Tentang revolusi peredaran benda – benda langit). Ia mengemukakan bahwa matahari merupakan pusat jagat raya yang dikelilingi planet – planet, bahwa bulan mengelilingi bumi dan bersama – sama mengitari matahari, dan bahwa bumi berputar ke timur yang menyebabkan siang dan malam.
d.                Anggapan Galaktosentris
galaktosentris (galaxy = kumpulan jutaan bintang) merupakan anggapan yang menempatkan galaksi sebagai pusat tata surya. Galaktosentris dimulai tahun 1920 yang ditandai dengan pembangunan teleskop raksasa di Amerika Serikat, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih banyak mengenai galaksi. Galaksi adalah suatu sistem bintang atau tatanan bintang – bintang. Galaksi tersusun secara menggerombol dan tiap – tiap anggota galaksi memiliki gaya tarik – menarik (gravitasi). Matahari bersama – sama planet yang mengitarinya terletak pada sebuah galaksi yang diberi nama galaksi Bimasaki.
2.      Anggota-Anggota Jagat Raya
Di dalam jagat raya terdapat banyak sekali benda – benda angkasa antara lain galaksi, bintang, planet, meteor, dan lain – lain. Berikut ini akan diuraikan tentang bintang dan galaksi. Sedangkan planet dan benda angkasa lainnya dibahas dalam subbab tata surya.
a.      Bintang
Bintang adalah benda langit yang mempunyai cahaya sendiri akibat adanya reaksi inti di dalamnya. Meskipun menggunakan teleskop paling canggih, kebanyakan bintang di ruang angkasa terlihat tidak lebih besar dari ujung peniti. Sebuah bintang mempunyai ukuran dan warna yang berbeda – beda, bahkan ada yang berpasangan dan saling mengorbit, yang dikenal sebagai bintang kembar.
      Berdasarkan volumenya, bintang yang ada di jagat raya dibagi menjadi tiga macam, yaitu bintang raksasa, bintang sedang, dan bintang kerdil. Ukuran bintang tidak mengenal besarnya saja, tetapi juga berdasarkan magnitudonya. Yang dimaksud dengan magnitudo adalah derajat kekuatan sinar bintang. Makin kecil magnitudo suatu bintang makin terang cahaya bintang tersebut. Magnitudo beberapa bintang dapat anda lihat dlam tabel di bawah ini.
No
Nama Bintang atau Benda Langit Lainnya
Magnitudo
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Antares
Alpha Centaury
Beta Centaury
Canopus
Sirius
Venus
Matahari
1,3
0,1
0,9
-0,9
-1,6
-4
-27
      Berikut ini perbandingan antara beberapa bintang dengan matahari dalam hal ukuran serta tingkat terangnya.
1)      Bintang Sirius/cebol putih, mempunyai diameter 1/100 kali diameter matahari, dan terangnya 1/400 kali terangnya matahari.
2)      Bintang Barnard/cebol merah, mempunyai diameter 1/10 kali diameter matahari, dan terangnya 1/2.000 kali terangnya matahari.
3)      Bintang Capital/raksasa kuning, mempunyai diameter 16 kali diameter matahari, dan terangnya 150 kali terangnya matahari.
4)      Bintang Rigel/raksasa biru putih, mempunyai diameter 80 kali diameter matahari.
5)      Bintang Betelgeux/raksasa supermerah, mempunyai diameter 300 – 400 kali matahari.
Para astronom melakukan pengelompokkan spektrum bintang berdasarkan susunan garis yang dinyatakan dalam simbol – simbol kelas spektrum seperti O, B, A, F, G, K, dan M.
Klasifikasi Spektrum Bintang
Kelas Spektrum
Temperatur
Warna
O
B
A
F
G
K
M
> 25.000 K
11.000 – 25.000 K
7.500 – 11.000 K
6.000 – 7.500 K
5.000 – 6.000 K
3.500 – 5.000 K
< 3.500 K
Biru
Biru
Biru
Biru keputih – putihan
Putih kekuning – kuningan
Jingga kemerah – merahan
Merah
b.      Galaksi
Galaksi merupakan suatu sistem perbintangan yang sangat luas, di dalamnya terdapat jutaan bahkan miliaran bintang beserta benda – benda langit lainnya sebagai anggota yang beredar mengelilingi pusat dengan gerakan yang teratur. Contoh galaksi adalah galaksi Bimasaki di mana matahari sebagai bintang merupakan bagian dari galaksi tersebut. Sebagai anggota jagat raya, galaksi mempunyai cahaya sendiri dan jarak antargalaksi yang satu dengan yang lainnya jutaan tahun cahaya.
1)      Teori Terbentuknya Galaksi
a)      Teori Top-Down
Jagat raya terbentuk dari awan gas yang besar dan padat yang kemudian pecah – pecah. Masing – masing pecahannya tersebut berubah menjadi galaksi melalui proses kotraksi awan gas.
Kontraksi awan gas terjadi karena adanya pengaruh gravitasi, yang akhirnya menghasilkan bintang – bintang.
Menurut teori ini, galaksi terbentuk dengan cara top-down, terbelah dari volume yang besar menjadi pecahan – pecahan yang lebih kecil.
b)     Teori Bottom – Up
Teori ini menyangkal teori pertama. Teori ini menyatakan bahwa galaksi terbentuk dari bagian – bagian yang kecil menjadi besar.
Dalam teori ini, pada awalnya daerah – daerah yang mempunyai kepadatan tinggi di jagat raya ini berukuran kecil. Karena gaya gravitasi, daerah – daerah ini mulai bersatu dan membentuk susunan yang lebih besar dan akhirnya membentuk gravitasi.
2)      Ciri - Ciri Galaksi
Ciri – ciri galaksi antara lain :
a)      Galaksi terlihat di luar jalur bintang kali serayu, sejauh ratusan ribu, bahkan jutaan tahun cahaya.
b)      Galaksi – galaksi mempunyai cahaya sendiri, bukan cahaya pantulan.
c)      Galaksi – galaksi mempunyai bentuk tertentu, yang selalu mempunyai inti yang bercahaya di pusatnya, sehingga mudah untuk dikenal, dan
d)     Jarak antargalaksi jutaan tahun cahaya.
3)      Bentuk – Bentuk Galaksi
Galaksi memiliki tiga bentuk dasar, yaitu spiral, elips dan tak beraturan.
a)      Bentuk Spiral
Galaksi spiral mempunyai distribusi bintang dan nebula berbentuk spiral, dan umumnya datar seperti cakram. Akan tetapi, bagian tengah galaksi jenis ini menggelembung.
b)     Bentuk elips
Galaksi elips berbentuk seperti bola rugby raksasa. Galaksi elips mengandung sangat sedikit materi nebula, sehingga sangat sedikit memiliki bintang baru.
c)      Bentuk Tak Beraturan
Kira – kira empat persen dari seluruh jumlah galaksi berbentuk tak beraturan atau tidak mempunyai bentuk tertentu.
4)      Jenis – Jenis Galaksi
Ada beberapa macam galaksi yang diketagui manusia, antara lain sebagai berikut:
a)      Galaksi Bimasaki
Merupakan galaksi di mana bumi berada. Galaksi Bimasaki memiliki bentuk spiral, terdiri lebih dari 40 miliar bintang, salah satu di antaranya adalah matahari. Dari tepi ke tepi panjangnya sekitar 100.000 tahun cahaya. Galaksi Bimasaki ini termasuk berukuran sedang apabila dibandingkan dengan kelompok – kelompok lainnya. Corak dan struktur dari galaksi Bimasaki berbentuk spiral dengan massa bintang kurang lebih 100 miliar massa matahari. Bimasaki menunjukkan gerak rotasi pada intinya.
b)     Galaksi Magellan
Merupakan galaksi yang paling dekat dengan galaksi Bimasaki. Jaraknya kurang lebih 150.000 tahun cahaya dan berada di belahan langit selatan.Galaksi Magellan terlihat seperti kabut dan terletak di daerah rasi Doroda dan Tucan. Kabut yang terang dan besar disebut Magellan Besar. Yang kecil, Magellan kecil.
c)      Galaksi Ursa Mayor
Berjarak 10.000.000 tahun cahaya dari galaksi Bimasaki. Bentuk galaksi Ursa Mayor adalah elips dan rapat.
d)     Galaksi Jauh
Contoh galaksi jauh adalah galaksi Silvery, Triangulum dan Whirlpool.
Galaksi – galaksi yang terletak lebih dari 10.000.000 tahun cahaya dari galaksi Bimasaki termasuk galaksi jauh.
e)      Galaksi Andromeda
Galaksi Andromeda berbentuk spiral dan berjarak kurang lebih 2.000.000 tahun cahaya dari galaksi Bimasakti. Pusat galaksi tidak terurai menjadi bintang – bintang yang terpisah dan inti pusat galaksi sangat terang dan berwarna putih, di sekitarnya terdapat gugus bintang yang sudah tua dan berwarna merah jambu.
f)       Galaksi Mata Hitam (Black Eye)
Pada tahun 1781 seorang astronom Prancis, Charles Messier melakukan terhadap survei pemotretan terhadap galaksi dan nebula. Di antara galaksi yang lebih ditemukan oleh Messier, ada satu galaksi yang memiliki sifat yang aneh yaitu memiliki cincin kabut dan berwarna gelap.
D.    Sistem Tata Surya
1.    Asal-usul Tata Surya
Banyak ahli telah mengemukakan hipotesis tentang asal-usul Tata Surya, diantaranya.
  • Hipotesis Nebula
Hipotesis Nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace yang menyebutkan bahwa pada tahap awal Tata Surya masih berupa kabut raksasa.
  • Hipotesis Planetisimal
Hipotesis Planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan matahari.
  • Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis Pasang Surut Bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari.  Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain oleh gaya pasang surut yang kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.
  • Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. uiper (1905-1973) pada tahun1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
  • Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis Bintang Kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis Bintang Kembar menjelaskan bahwa Tata Surya berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan saling  berdekatan. Kemudian salah satunya meledak dan meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
2.        Sejarah Penemuan
Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (MerkuriusVenusMarsYupiter, dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia “lebih tajam” dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata telanjang. Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam sehingga ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakanVenus seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris yaitu bahwa matahari adalah pusat alam semesta. Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.
Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukanTitan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
3. Struktur Tata Surya
Komponen utama sistem Tata Surya adalah matahari, sebuah bintang deret utama kelas G2 yang mengandung 99,86 persen massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya gravitasinya. Yupiter dan Saturnus merupakan  dua komponen terbesar yang mengedari matahari menyangkup kira-kira 90 persen massa selebihnya. Hampir semua objek-objek besar yang mengorbit matahari terletak pada bidang edar bumi yang disebut ekliptika. Semua planetterletak sangat dekat pada ekliptika, sementara komet dan objek-objek sabuk Kuiper biasanya memiliki beda sudut yang sangat besar dibandingkan ekliptika. Planet-planet dan objek-objek Tata Surya juga mengorbit mengelilingi matahari dengan berlawanan arah jarum jam jika dilihat dari atas kutub utara matahari kecuali Komet Halley.
Hukum Gerakan Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya sekeliling matahari bergerak mengikuti bentuk elips dengan matahari sebagai salah satu titik fokusnya. Objek yang berjarak lebih dekat dari matahari memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada orbit elips, jarak antara objek dengan matahari bervariasi sepanjang tahun. Jarak terdekat antara objek dengan matahari disebut perihelion, sedangkan jarak terjauh dari matahari disebut aphelion. Semua objek Tata Surya bergerak tercepat di titik perihelion dan terlambat di titik aphelion. Orbit planet hampir berbentuk lingkaran sedangkan komet, asteroid, dan objek sabuk Kuiper orbitnya berbentuk elips.
 Matahari
Matahari adalah bintang induk Tata Surya dan merupakan komponen utama sistem Tata Surya.Bintang ini berukuran 332.830 kali dari massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi eletromagnetik yang termasuk spektrum optik.
 Nama – nama planet
a. Merkurius
Merkurius (0,4 SA) adalah planet terdekat dari matahari serta terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius tidak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah meteorid yang diketahui adalah lobed ridges atau rupes, kemungkinan terjadi karena pengerutan pada perioda awal sejarahnya. Atmosfer Merkurius yang hampir bisa diabaikan terdiri dari atom-atom yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin matahari. Besarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius masih belum bisa dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesis lapisan luar planet ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa dan perkembangan (akresi) penuhnya terhambat oleh energi awal matahari.
b. Venus
Venus (0,7 SA) berukuran 0,815 kali dari massa bumi. Planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfer yang tebal dan memiliki aktivitas geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tidak memiliki satelit. Venus adalah planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C yang kemungkinan besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer. Sejauh ini aktivitas geologis Venus belum dideteksi dan karena planet ini tidak memiliki medan magnet yang bisa mencegah habisnya atmosfer diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.
c. Bumi
Bumi adalah planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat. Bumi adalah satu-satunya yang diketahui memiliki aktivitas geologi dan memiliki mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair adalah khas di antara planet-planet kebumian dan juga merupakan satu-satunya planet yang diobservasi memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan planet-planet lainnya karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21%oksigen. Bumi memiliki satu satelit yaitu bulan dan satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di dalam Tata Surya.
d. Mars
Mars (1,5 SA) berukuran lebih keci dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya adalah karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa sepertiOlympus Mons dan lembah retakan seperti Valles marineris menunjukan aktivitas geologis yang terus terjadi sampai belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi. Mars mempunyai dua satelit alami kecil yaitu Deimos dan Phobos yang diduga merupakan asteroid yang terjebak gravitasi Mars.
e.  Yupiter
Yupiter (5,2 SA) merupakan planet yang berukuran 318 kali massa bumi dan 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utama planet ini adalah hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya seperti pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang diketahui Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar adalah GanymedeCallistoIo, danEuropa yang menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas. Ganymede, yang merupakan satelit terbesar di Tata Surya berukuran lebih besar dari Merkurius.
f. Saturnus
Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya memiliki beberapa kesamaan dengan Yupiter yaitu komposisi atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, namun  planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi sehingga membuat planet ini sebuah planet yang paling tidak padat di Tata Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang diketahui sejauh ini dan 3 yang belum dipastikan. Dua di antaranya  yaituTitan dan Enceladus yang  menunjukan activitas geologis meskipun hanya terdiri dari es saja. Titan berukuran lebih besar dari Merkurius dan merupakan satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang cukup berarti.
g. Uranus
Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi adalah planet yang paling ringan di antara planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari matahari dengan berukuran poros 90° pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas. Uranus memiliki 27 satelit yang diketahui dan yang terbesar adalah Titania, Oberon, Umbriel, Ariel, dan Miranda.
h. Neptunus
Neptunus (30 SA) meskipun sedikit lebih kecil dari Uranus namun memiliki 17 kali massa bumi sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tidak sebanyak Yupiter atau Saturnus. Neptunus memiliki 13 satelit yang diketahui. Yang terbesar adalah TritonTriton memiliki geyser nitrogen cair dan geologinya aktif. Triton adalah satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade). Neptunus juga didampingi beberapa planet minor pada orbitnya yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini memiliki resonansi 1:1 dengan Neptunus.
Benda-benda lain dalam system tata surya
Pada tata surya, kecuali terdapat planet-planet yang telah disebutkan di muka, terdapatpula benda-benda lain berikut ini.
1. Planetoida atau Asteroida
Pada tahun 1801, Piazzi, seorang astronom bangsa Italia melalui observasinya denganteleskop menemukan benda langit yang berdiameter± 900 km (Bulan berdiameter 3000 km)beredar mengelilingi Matahari. Dalam beberapa tahun kemudian ternyata ditemukan pulabeberapa benda semacam itu. Benda-benda itu mengorbit mengelilingi Matahari pada jarakantara Mars dan Yupiter. Pada saat ini, benda semacam itu telah diketahui sebanyak + 2000buah, berbentuk bulat dan kecil. Yang terbesar bernama Ceres dengan diameter 750 km.Benda-benda langit itu disebut planetoida atau "bukan planet", untuk membedakannyadengan planet utama yang telah diterangkan.
2. Komet atau Bintang Berekor
Meskipun komet disebut sebagai bintang berekor, tetapi komet bukan tergolong bintangalam dalam arti yang sebenarnya. Komet merupakan anggota tata surya, yang beredar me-ngelilingi Matahari dan menerima energinya dari Matahari.
3.    Meteor atau Bintang
BeralihMeteor bukan tergolong bintang karena meteor merupakan anggota tata surya. Meteorberupa batu-batu kecil yang berdiameter antara 0,2 sampai 0,5 mm dan massanya tidak lebihdari 1 gram. Meteor ini semacam debu angkasa yang bergerak dengan kecepatan rata-rata 60 km/detik atau 60 x 60 x 60 km per jam.4.
PENUTUP
Kesimpulan
Ada beberapa hipotesis yang menyatakan  asal-usul hakekat geografi dan  Tata Surya yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu Hipotesis Nebula, Hipotesis Planetisimal, Hipotesis Pasang Surut Bintang, Hipotesis Kondensasi, dan Hipotesis Bintang Kembar. Sejarah penemuan Tata surya di awali dengan dilihatnya planet-planet dengan mata telanjang hingga ditemukannya alat untuk mengamati benda langit lebih jelas yaitu Teleskop dari Galileo. Perkembangan teleskop diimbangi dengan perkembangan perhitungan benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lainnya. Dari mulai mengetahui perkembangan planet-planet hingga puncaknya adalah penemuan UB 313 yang ternyata juga mempunyai satelit.
Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil atau katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar ada Sabuk Kuiper dan Piringan Tersebar.
 Saran
Sebaiknya semua pihak mempelajari geografi dan tata surya agar dapat mengetahui dari mana sebenarnya arti geografi dan susunan Tata Surya itu sehingga kita tidak dapat mengada-ada atau merekayasanya. Mengetahui Tata Surya juga sangat penting agar kita dapat mengetahui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
Baca »

Post Lainnya

Translate

Followers

 
© 2012 SOFTECHNOGEEK | Modifikasi dan Publikasi Kodokoala. All Rights Reserved.